Menulis bukan berarti mencoretkan sebuah pena di atas kertas. Bagiku kegiatan ini adalah sebuah kegiatan yang mengalihkan duniaku. Dengan menulis, aku bisa mengekspresikan perasaan yang tak terekspresikan di depan khalayak ramai. Dengan menulis, aku dapat sampaikan pada siapapun bahwasanya aku ada. Setidaknya orang-orang merasakan aku berjalan diatas kertas ini. Mencurahkan yang telah terjadi dalam hidupku.
Kata ulama, menulis itu mengikat sesuatu yang kita dapat agar tidak lari kemana-mana. Lari menjauh hingga tak dapat diraih. Aku menulis untuk mengikat peristiwa penting. Entah itu perasaan sedih ataupun senang. Aku menulis, karena dengan cara inilah aku bisa membuat jembatana antara hidupku dengan impianku. Impian yang saat ini masih menggantung di langit. Entah kapan akan di lepaskan gantungan itu oleh-Nya. Aku hanya menunggu dengan sebaik-baiknya menunggu.
Menulis itu bagaikan teman hidupku sampai mungkin tak ada lagi nafas di tubuh ini. Menulis bagi seorang uang introvert adalah sahabat baiknya. Menulis semua yang tak dapat tersampaikan.
Menulis itu sebuah seni bagiku. Bagaimana kita mengolah kata agar menjadi rangkaian yang indah. Melihat jutaan kata menari indah diatas kertas. Memilin hingga menjadi sebuah makna yang melebihi sebuah kristal indah.
Menulis seperti perjalanan panjang bagiku. Untuk menulis sebuah tulisan, aku harus melewati beribu detik, beratus menit dan berpuluh jam. Merasakan bagaimana seharian ini penuh perasaan berwarna. Bagai sebuah danau yang di dalamnya berisi jutaan makhluk tinggal. Mencari sebuah pengharapan. Harapan esok kan lebih baik.
Menulislah karena terlalu indah jika hari yang telah dilewati hilang begitu saja.
Menulislah karena tulisan lebih dari sekedar seni biasa.