Rabu, 29 April 2015

Menulis

Menulis bukan berarti mencoretkan sebuah pena di atas kertas. Bagiku kegiatan ini adalah sebuah kegiatan yang mengalihkan duniaku. Dengan menulis, aku bisa mengekspresikan perasaan yang tak terekspresikan di depan khalayak ramai. Dengan menulis, aku dapat sampaikan pada siapapun bahwasanya aku ada. Setidaknya orang-orang merasakan aku berjalan diatas kertas ini. Mencurahkan yang telah terjadi dalam hidupku.
Kata ulama, menulis itu mengikat sesuatu yang kita dapat agar tidak lari kemana-mana. Lari menjauh hingga tak dapat diraih. Aku menulis untuk mengikat peristiwa penting. Entah itu perasaan sedih ataupun senang. Aku menulis, karena dengan cara inilah aku bisa membuat jembatana antara hidupku dengan impianku. Impian yang saat ini masih menggantung di langit. Entah kapan akan di lepaskan gantungan itu oleh-Nya. Aku hanya menunggu dengan sebaik-baiknya menunggu.
Menulis itu bagaikan teman hidupku sampai mungkin tak ada lagi nafas di tubuh ini. Menulis bagi seorang uang introvert adalah sahabat baiknya. Menulis semua yang tak dapat tersampaikan.
Menulis itu sebuah seni bagiku. Bagaimana kita mengolah kata agar menjadi rangkaian yang indah. Melihat jutaan kata menari indah diatas kertas. Memilin hingga menjadi sebuah makna  yang melebihi sebuah kristal indah.
Menulis seperti perjalanan panjang bagiku. Untuk menulis sebuah tulisan, aku harus melewati beribu detik, beratus menit dan berpuluh jam. Merasakan bagaimana seharian ini penuh perasaan berwarna. Bagai sebuah danau yang di dalamnya berisi jutaan makhluk tinggal. Mencari sebuah pengharapan. Harapan esok kan lebih baik.

Menulislah karena terlalu indah jika hari yang telah dilewati hilang begitu saja.

Menulislah karena tulisan lebih dari sekedar seni biasa.

Malam

Malam ini aku ingat bahwasanya kamu pernah ada di dalam hidupku. Menghiasi malamku bagai bintang menghiasi malam. Tapi kamu semu. Kamu terlalu tinggi aku jangkau. Untuk memandangpun aku tak sanggup, kamu bagai matahari. Terlalu sakit untuk dilihat. Di malam hari kamu bagai bintang, terlalu tinggi aku pantau.
Aku terus mencari cara agar aku lupa. Bahwasanya malam ini masih ada bintang. Ternyata aku tak mampu melupakannya.
Tuhanku di 'arsy sana terus mengintropeksi diriku bahwasanya tak ada tempat bagi seseorang yang bukan haknya untuk diletakkan disini. Di hati. Hingga suatu saat kamu akan merusak segalanya. Merusak semuanya.
Bagaimana mungkin aku dapat menjangkau sesuatu yang bukan hakku. Sekuat apapun usaha kita meraih yang bukan haknya pastilah suatu usaha yang sia-sia. Usaha yang akan terus membohongi hati.
Fitrahku adalah seorang manusia yang terus menerus mencari tempat berteduh. Tempat berteduh yang membuatku bertambah dekat dengan-Nya. Menjadi sebuah benda yang layak diteladani. Bukan hanya dilihat tapi ditiru kebaikannya. Kamu kah itu? Aku tak tahu. Aku hanya berharap kebaikan dan keridhoanNya.

Selasa, 28 April 2015

Pengharapan dan sakit

Sakit itu kamu merasakan hal yang berbeda dari biasanya. Kamu merasakan rasa aneh. Sebutlah batuk. Ketika tenggorokkan mulai terasa gatal dan panas. Tentunya itu awal dari batuk. Batuk itu dianggap sakit karena tidak setiap hari kita merasakannya. Hanya dalam keadaan tertentu kita merasakannya.
Jika kamu merasakan sakit tentunya kamu harus mencari sesuatu untuk mengobatinya.
Pernah suatu ketika aku membaca artikel bahwasanya kita dilarang untuk memberikan obat jika hanya batuk biasa. Biasanya batuk akan hilang disamping kita memberi asupan yang baik untuk tubuh. Madu+habbats+susu dll.
Sudah sepekan ini saya terhinggap batuk. Batuk karena dibuat sendiri. Tidak pantang dengan makanan dan minuman. Sedih.
Saya batuk. Semua aktivitas akhirnya terganggu. Alaa kulli hal.
Sesungguhnya begitulah hati. Sakit tidak akan timbul jika kita menjaga diri dari hal-hal yang membuat hati kita sakit. Kita sakit melihat seseorang, karena kitalah yang terlalu berharap padanya kebaikan. Padahal kebaikan hanya hak Allah.

Menghabiskan waktu

Dengan motto " berani jalan, berani nyasar"

Finally kita semua sampe disini. Di taman mangrove muara angke, jak-ut

Tempatnya keren. Kita kesana naik motor. 2 motor 3 orang.

"Karena pertemanan itu bukan sekedar status. Tapi bertemunya mata dengan mata meskipun hanya 1 detik"

Random

Hidup bukan sebuah imajinasi. Kita harus paham ini nyata bukan khayalan.
Kamu selalu memimpikan yang baik tapi kamu tidak menyatakan impian itu.

Kamu betapapun ini mimpi tapi sungguh aku ingin itu semua nyata. Bukan mimpi.