Sabtu, 13 Juni 2015

Munafik

Cuma orang-orang yang Allah jaga yang hatinya bersih. Tak berbekas noda.
Aku beribu ribu berpeluh mencari sesuatu yang tak akan pergi, tapi nyatanya tetap pergi.
Mungkin hatiku sakit. Aku menghindar tapi malah ditarik kemudian dijatuhkan. Teganya. Yang tadinya ku kira baik, nyatanya baiknya menyakiti hatiku yang sedang sakit. Apakah dia tak pernah berfikir atas apa-apa yang dia lontarkan. Sebuah kerikil yang langsung menunjam hati.
Percayalah, tidak ada teman yang kekal.

Kamis, 14 Mei 2015

Teman

Aku lupa hari ini ada teman jauh dari pulau seberang. Katanya dia ingin membeli keperluan di tanah abang. Ingin membuka usaha katanya.
Di pagi yang sibuk ini, aku ikut merasakan kesibukkan. Mungkin maksudnya menyibukkan diri untuk hatiku yang risau. Ah begitu mungkin setiap hari perasaan wanita dewasa yg umurnya kini semakin berkurang.
Empat hari yang lalu genap sudah umurku berkurang. Perasaan sedih semakin mendalam. Umur sudah berkurang tapi amalpun belum juga bertambah.
Pagi ini entah doa dia atau tuhan di arsy sana yang mengingatkanku bahwasanya sudah 2 hr temanku di pulau seberang sana datang. Datang ke kota super sibuk ini. Kota di mana dia memutuskan hampir 5 tahun hidupnya habis di kota ini. Mengambil ilmu dari kehidupan kota ini, terutama ilmu dari dosenku.
Aku lupa memberitahunya bahwasanya ingin sekali aku bertemu dengannya. Sudah hampir 1 thn mungkin kita tak berinteraksi. Bertukar keluh kesah. Aku sungguh lupa.
Terbayang kedatangannya pun ketika diri ini berada diatas kendaraan. Pikiran melayang jauh entah kemana. Niatnya hari ini kepulangannku dari mengajar ingin bertemu.
Seharian ini aku sungguh sibuk membuat soal. Beberapa pekan lagi diadakan ujian sekolah, dan aku ditunjuk utk menyelesaikan banyak soal. Aku sibuk. Sama sibuknya dengan dia. Entah siapa.

Senja tak terasa tiba. Saatnya pulang untuk mengistirahatkan tubuhku dari kepenatan. Aku ingin bercerita tentang ini. Tentang kesibukan ini. Sama seperti dulu kita penat dengan teori-teori skripsi. Penat dengan teman-teman yang terlanjur sudah maju satu langkah dengan kita. Penat melihat betapa mudahnya mereka mengumbar kasih sayang dihadapan kita, yang jelas-jelas kita pun memiliki hati tapi kita memilih untuk menjaga diri.
Sampai di rumah, aku merebahkan tubuhku. Membuka hp. Membuka news feeds yang berisi :

"Semoga cepat sampai ya. Akhirnya meletus juga jerawatnya. Setelah tdk berjumpa bbrp lama"

Betapa mirisnya aku membaca status teman kita yang melepas kepergianmu. Pergi ke tempat kelahiranmu. Sedih.

Dan

"Akupun ingin melihatmu senja di tengah batam~~~

Katamu :

"Suatu saat nnt kita bertemu lagi in syaa Allah.."

Aku menanti itu. Entah dengan status barumu atau masih sama seperti dulu. Aku tak perduli. Yang aku harapkan semoga kelak kita bertemu ketika engkau kesini dengan seseorang yang Allah ridhoi untuk menjagamu. Hingga perjalananmu semakin berkah.

Maafkan aku, aku selalu seperti ini. Lupa.
Sampai peta saja tak mampu menumpas rasa lupa ini.

Sampai jumpa senjaku di tengah batam...

Serius

Aku wanita.
Yang terbuat dari tulang rusuk.
Yang kadang kalah lebih banyak rapuh.
Aku memilih terbang daripada berdiri pada ketiadaan.
Berpindah dari satu tempat ke tempat lain
Agar tahu betapa dunia ini luas.
Dan aku mampu melepas pandanganku ke setiap sudut.
Terimakasih sudah memberikanku pemahaman.
Bahwasanya keseriusan itu bukan ditunjukkan pada lisan tapi dengan tindakan.

Sabtu, 02 Mei 2015

Air dan bintang

Air dan bintang .
Air dan bintang itu ibarat dua benda yang tak bisa dipisahkan. Meski berbeda letaknya, keduanya sama-sama penting.
Jika dulu pelaut berlayar diatas air mereka ditunjukkan oleh posisi bintang. Mereka membaca arah kemudi tujuan mereka dengan bintang. Tanpa adanya ekspedisi vasco de gama dan teman-temannya, mungkin kita tidak kenal satu sama lain . Antara penduduk eropa dengan benua yang lainnya.
Air itu sumber hidupnya sebuah kehidupan. Air itu membedakan antara bumi dan planet lain. Kamu boleh saja tidak senang kemana-mana dengan kapal laut, tapi percayalah sebelum adanya burung robot di udara itu kapal laut sudah ada lebih dari umur nenek moyangmu.
Bintang itu sumber hidupnya langit di kegelapan hari. Jika menatap langit tanpa hadirnya bintang. Langit hampa dan kosong. Tak ada kerlip cahaya. Tak ada lagi imaginasi yang muncul menghubungkan bentuk apa yang dibentuk oleh satu bintang dengan bintang yang lain. Termasuk menghubungkan bentuk love di langit.
Bintang itu iseng. Iseng sekali membuat kita penasaran jumlah mereka yang bertaburan di langit. Indah tak terkira.
Air dan bintang meski tak dapat disatukan. Suatu saat kalian akan paham bahwasanya tidak bersatunya kalian, bukan berarti tak ada cinta. Tapi cinta kalian akan disatukan oleh Rabb kita. Karena cinta yang benar-benar sejati itu yang diridhoi-Nya.

Jumat, 01 Mei 2015

Merusak hari

Kadang kita merusak hari seseorang meski dengan berbasa basi menanyakan kabar, like status sampai bertanya sesuatu yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban

Rabu, 29 April 2015

Menulis

Menulis bukan berarti mencoretkan sebuah pena di atas kertas. Bagiku kegiatan ini adalah sebuah kegiatan yang mengalihkan duniaku. Dengan menulis, aku bisa mengekspresikan perasaan yang tak terekspresikan di depan khalayak ramai. Dengan menulis, aku dapat sampaikan pada siapapun bahwasanya aku ada. Setidaknya orang-orang merasakan aku berjalan diatas kertas ini. Mencurahkan yang telah terjadi dalam hidupku.
Kata ulama, menulis itu mengikat sesuatu yang kita dapat agar tidak lari kemana-mana. Lari menjauh hingga tak dapat diraih. Aku menulis untuk mengikat peristiwa penting. Entah itu perasaan sedih ataupun senang. Aku menulis, karena dengan cara inilah aku bisa membuat jembatana antara hidupku dengan impianku. Impian yang saat ini masih menggantung di langit. Entah kapan akan di lepaskan gantungan itu oleh-Nya. Aku hanya menunggu dengan sebaik-baiknya menunggu.
Menulis itu bagaikan teman hidupku sampai mungkin tak ada lagi nafas di tubuh ini. Menulis bagi seorang uang introvert adalah sahabat baiknya. Menulis semua yang tak dapat tersampaikan.
Menulis itu sebuah seni bagiku. Bagaimana kita mengolah kata agar menjadi rangkaian yang indah. Melihat jutaan kata menari indah diatas kertas. Memilin hingga menjadi sebuah makna  yang melebihi sebuah kristal indah.
Menulis seperti perjalanan panjang bagiku. Untuk menulis sebuah tulisan, aku harus melewati beribu detik, beratus menit dan berpuluh jam. Merasakan bagaimana seharian ini penuh perasaan berwarna. Bagai sebuah danau yang di dalamnya berisi jutaan makhluk tinggal. Mencari sebuah pengharapan. Harapan esok kan lebih baik.

Menulislah karena terlalu indah jika hari yang telah dilewati hilang begitu saja.

Menulislah karena tulisan lebih dari sekedar seni biasa.

Malam

Malam ini aku ingat bahwasanya kamu pernah ada di dalam hidupku. Menghiasi malamku bagai bintang menghiasi malam. Tapi kamu semu. Kamu terlalu tinggi aku jangkau. Untuk memandangpun aku tak sanggup, kamu bagai matahari. Terlalu sakit untuk dilihat. Di malam hari kamu bagai bintang, terlalu tinggi aku pantau.
Aku terus mencari cara agar aku lupa. Bahwasanya malam ini masih ada bintang. Ternyata aku tak mampu melupakannya.
Tuhanku di 'arsy sana terus mengintropeksi diriku bahwasanya tak ada tempat bagi seseorang yang bukan haknya untuk diletakkan disini. Di hati. Hingga suatu saat kamu akan merusak segalanya. Merusak semuanya.
Bagaimana mungkin aku dapat menjangkau sesuatu yang bukan hakku. Sekuat apapun usaha kita meraih yang bukan haknya pastilah suatu usaha yang sia-sia. Usaha yang akan terus membohongi hati.
Fitrahku adalah seorang manusia yang terus menerus mencari tempat berteduh. Tempat berteduh yang membuatku bertambah dekat dengan-Nya. Menjadi sebuah benda yang layak diteladani. Bukan hanya dilihat tapi ditiru kebaikannya. Kamu kah itu? Aku tak tahu. Aku hanya berharap kebaikan dan keridhoanNya.

Selasa, 28 April 2015

Pengharapan dan sakit

Sakit itu kamu merasakan hal yang berbeda dari biasanya. Kamu merasakan rasa aneh. Sebutlah batuk. Ketika tenggorokkan mulai terasa gatal dan panas. Tentunya itu awal dari batuk. Batuk itu dianggap sakit karena tidak setiap hari kita merasakannya. Hanya dalam keadaan tertentu kita merasakannya.
Jika kamu merasakan sakit tentunya kamu harus mencari sesuatu untuk mengobatinya.
Pernah suatu ketika aku membaca artikel bahwasanya kita dilarang untuk memberikan obat jika hanya batuk biasa. Biasanya batuk akan hilang disamping kita memberi asupan yang baik untuk tubuh. Madu+habbats+susu dll.
Sudah sepekan ini saya terhinggap batuk. Batuk karena dibuat sendiri. Tidak pantang dengan makanan dan minuman. Sedih.
Saya batuk. Semua aktivitas akhirnya terganggu. Alaa kulli hal.
Sesungguhnya begitulah hati. Sakit tidak akan timbul jika kita menjaga diri dari hal-hal yang membuat hati kita sakit. Kita sakit melihat seseorang, karena kitalah yang terlalu berharap padanya kebaikan. Padahal kebaikan hanya hak Allah.

Menghabiskan waktu

Dengan motto " berani jalan, berani nyasar"

Finally kita semua sampe disini. Di taman mangrove muara angke, jak-ut

Tempatnya keren. Kita kesana naik motor. 2 motor 3 orang.

"Karena pertemanan itu bukan sekedar status. Tapi bertemunya mata dengan mata meskipun hanya 1 detik"

Random

Hidup bukan sebuah imajinasi. Kita harus paham ini nyata bukan khayalan.
Kamu selalu memimpikan yang baik tapi kamu tidak menyatakan impian itu.

Kamu betapapun ini mimpi tapi sungguh aku ingin itu semua nyata. Bukan mimpi.